8 Strategi Generative Engine Optimization (GEO) untuk Tingkatkan Visibilitas AI di 2025

8 Strategi Generative Engine Optimization (GEO) untuk Tingkatkan Visibilitas AI di 2025

Photo of author

By Muhammad Khadafi

Selama dua dekade terakhir, dunia digital sangat dipengaruhi oleh SEO (Search Engine Optimization). Praktik ini membuat website bisa tampil di halaman pertama Google dengan teknik optimasi on-page, off-page, hingga technical SEO. Namun, sejak 2023 ke atas, cara orang mencari informasi mulai berubah drastis.

Munculnya mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, Gemini (Google), Claude, dan Perplexity membawa paradigma baru. User tidak lagi puas dengan sekadar daftar link. Mereka ingin jawaban langsung, ringkas, dan terpercaya.

Di sinilah muncul konsep baru: Generative Engine Optimization (GEO). Jika SEO mengoptimasi konten untuk algoritma mesin pencari tradisional, GEO fokus pada bagaimana konten bisa dipahami, dikutip, dan ditampilkan oleh AI search engine.

Menurut artikel Search Engine Journal (4 September 2025, oleh Samanyou Garg – CEO Writesonic), ada delapan strategi yang bisa diterapkan untuk meningkatkan visibilitas di ekosistem AI. Mari kita bahas satu per satu, dengan penjelasan mendalam dan contoh penerapan nyata.

1. Izinkan Crawler AI di Robots.txt

Mengapa penting?
AI search engine memiliki crawler berbeda dengan Googlebot. Jika kita tidak mengizinkan bot ini, konten tidak akan masuk ke basis data mereka. Akibatnya, website kehilangan peluang untuk muncul di jawaban AI.

Bot AI yang perlu diizinkan:

  • ChatGPT-User (OpenAI)
  • Claude-Web (Anthropic)
  • PerplexityBot (Perplexity AI)
  • GoogleOther (untuk Gemini)

Contoh robots.txt yang ramah GEO:

User-agent: ChatGPT-User
Allow: /

User-agent: Claude-Web
Allow: /

User-agent: PerplexityBot
Allow: /

User-agent: GoogleOther
Allow: /

User-agent: *
Disallow:

Penerapan praktis:

  • Website berita: pastikan semua artikel bisa diakses AI crawler agar berita lokal cepat muncul di jawaban AI search.
  • Bisnis lokal: izinkan bot AI agar informasi toko (jam buka, alamat, nomor telepon) bisa dipahami chatbot AI.
  • E-commerce: jika AI search menampilkan produk langsung, pastikan halaman produk dapat diindeks oleh crawler AI.

2. Perbaiki Halaman Error & Server Issue

Mengapa penting?
AI search engine sensitif terhadap halaman error. Jika website sering mengalami 404 (Not Found), 500 (Server Error), atau timeout, maka AI crawler gagal membaca konten.

Langkah perbaikan:

  • Monitor error log server secara rutin.
  • Gunakan whitelist di CDN (misalnya Cloudflare) agar bot AI tidak dianggap “trafik berbahaya”.
  • Pastikan uptime server stabil.

Contoh penerapan:

  • Website berita lokal: halaman arsip lama jangan sampai error, karena AI sering mencari referensi historis.
  • E-commerce: jika halaman produk lama dihapus, buat redirect ke produk serupa. Jangan biarkan error 404.

3. Hindari Ketergantungan pada JavaScript

Masalah:
Sebagian besar AI crawler tidak bisa mengeksekusi JavaScript. Artinya, konten yang hanya muncul lewat client-side rendering tidak akan terbaca.

Solusi:

  • Gunakan server-side rendering (SSR) dengan framework seperti Next.js atau Nuxt.js.
  • Terapkan static site generation (SSG) untuk konten statis (misalnya artikel blog).
  • Gunakan progressive enhancement: konten utama tetap ditampilkan meskipun JS dimatikan.

Contoh kasus:

  • Bisnis lokal: jangan hanya mengandalkan widget JavaScript untuk menampilkan jam operasional. Lebih baik tampilkan teks langsung di HTML.
  • E-commerce: pastikan deskripsi produk tidak hanya muncul setelah JavaScript dipanggil.

4. Buat Konten Terstruktur dan Jelas

Mengapa penting?
AI search engine memilih konten yang terorganisir dengan baik. Struktur yang jelas memudahkan AI memahami inti informasi.

Tips menulis konten ramah AI:

  • Gunakan heading (H2, H3) sesuai hierarki.
  • Sajikan data dalam bullet point atau tabel.
  • Tambahkan FAQ schema atau HowTo schema.

Contoh penerapan:

  • Website berita: artikel bisa dibuat dengan subjudul seperti “Latar Belakang”, “Dampak”, “Reaksi Masyarakat” agar lebih mudah dipahami AI.
  • Bisnis lokal: gunakan FAQ schema untuk pertanyaan umum seperti “Apakah toko buka di hari Minggu?”
  • E-commerce: sertakan spesifikasi produk dalam tabel, bukan hanya paragraf panjang.

5. Sertakan Data, Fakta, dan Kutipan

Mengapa penting?
AI search engine lebih suka mengutip sumber yang kredibel. Website yang menyajikan data, riset, atau kutipan pakar memiliki peluang lebih besar untuk dijadikan referensi jawaban.

Contoh penerapan:

  • Website berita: tambahkan data statistik dari BPS atau riset lokal.
  • Bisnis lokal: sertakan testimoni pelanggan atau data survey internal.
  • E-commerce: tampilkan perbandingan harga, rating, dan ulasan pengguna.

6. Bangun Otoritas Brand di Berbagai Platform

AI search tidak hanya melihat backlink, tetapi juga memperhatikan brand mention.
Merek yang sering disebut di berbagai platform (meski tanpa link) akan lebih mudah dikenali oleh AI.

Langkah membangun otoritas:

  • Aktif di media sosial.
  • Ikut berdiskusi di forum (Reddit, Quora, Kaskus).
  • Kolaborasi dengan media atau influencer.

Contoh penerapan:

  • Website berita lokal: pastikan nama media muncul di berbagai forum diskusi daerah.
  • Bisnis lokal: daftarkan bisnis di Google Business Profile dan media lokal.
  • E-commerce: dorong pembeli untuk menyebut merek Anda di ulasan sosial.

7. Gunakan Multimedia dan Konten Interaktif

AI kini tidak hanya membaca teks, tetapi juga memproses gambar, grafik, bahkan video. Konten multimedia meningkatkan nilai tambah dan peluang dipilih AI.

Contoh penerapan:

  • Website berita: lengkapi artikel dengan infografik perkembangan kasus.
  • Bisnis lokal: tampilkan foto toko, menu, atau layanan.
  • E-commerce: gunakan foto produk berkualitas tinggi dan video review singkat.

8. Integrasikan GEO dengan SEO Tradisional

Prinsip: GEO bukan pengganti SEO, melainkan pelengkap.

  • SEO tradisional: optimasi kecepatan, mobile-friendly, backlink, dan structured data.
  • GEO: optimasi konten agar mudah dipahami AI, menggunakan gaya bahasa percakapan, fokus pada pertanyaan pengguna.

Contoh integrasi:

  • Website berita: SEO untuk ranking di Google News, GEO agar artikel muncul di jawaban ChatGPT.
  • Bisnis lokal: SEO untuk pencarian “restoran dekat sini”, GEO agar muncul ketika user bertanya ke AI “di mana tempat makan keluarga terbaik di Kotabumi?”.
  • E-commerce: SEO untuk kata kunci produk, GEO agar produk direkomendasikan oleh AI ketika user bertanya “headset noise-cancelling terbaik di bawah 2 juta”.

3 Pilar GEO Menurut Search Engine Journal

Artikel tersebut menekankan bahwa kesuksesan GEO bergantung pada tiga hal utama:

  1. Brand Presence
    Pastikan merek Anda hadir di berbagai platform, dari media sosial hingga portal berita.
  2. AI-Friendly Content
    Tulis konten yang jelas, ringkas, terstruktur, dan kaya data.
  3. Technical Foundation
    Hilangkan hambatan teknis: jangan blokir bot AI, perbaiki halaman error, dan minimalkan ketergantungan pada JavaScript.

Checklist Implementasi GEO

AspekChecklistStatus
Robots.txtApakah bot AI (ChatGPT, Claude, Perplexity, GoogleOther) diizinkan?
ServerApakah error 404/500 sudah diperbaiki?
KontenApakah struktur heading dan schema sudah digunakan?
DataApakah ada statistik, riset, atau kutipan pakar di artikel?
BrandApakah merek aktif disebut di media sosial/portal berita/forum?
MultimediaApakah artikel/produk dilengkapi gambar, tabel, atau video?
Integrasi SEOApakah kecepatan, mobile-friendly, dan backlink tetap dijaga?

Perubahan besar dalam dunia pencarian tidak bisa dihindari. Kini, jawaban langsung dari AI search engine menjadi standar baru. Agar website tetap relevan, pemilik situs harus mulai menerapkan Generative Engine Optimization (GEO).

Dengan mengizinkan crawler AI, memperbaiki error teknis, membuat konten terstruktur, menyajikan data terpercaya, membangun otoritas merek, serta mengintegrasikan SEO dan GEO, peluang website untuk tampil di jawaban AI search akan meningkat pesat.

Di tahun 2025 dan seterusnya, website yang tidak mengadopsi GEO berisiko tertinggal. Sebaliknya, mereka yang cepat beradaptasi akan mendapatkan visibilitas lebih luas, trafik yang lebih berkualitas, dan otoritas yang semakin kuat di era pencarian berbasis kecerdasan buatan.