Google Hentikan Reporting Search Console untuk 6 Jenis Structured Data Apa Artinya bagi SEO

Google Hentikan Reporting Search Console untuk 6 Jenis Structured Data: Apa Artinya bagi SEO?

Photo of author

By Muhammad Khadafi

Google Search Console (GSC) adalah salah satu alat terpenting bagi webmaster, pemilik website, dan praktisi SEO. Melalui GSC, kita bisa memantau performa situs di hasil pencarian Google, mengetahui error teknis, serta melihat laporan data terstruktur (structured data) yang memicu rich results di SERP.

Namun, pada September 2025, Google secara resmi menghentikan pelaporan untuk enam jenis structured data. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa Google melakukan hal ini, apa dampaknya, dan apa yang perlu dilakukan webmaster serta praktisi SEO?

Artikel ini akan membahas secara mendalam latar belakang keputusan Google, daftar structured data yang dihapus, implikasi untuk SEO, hingga langkah-langkah praktis yang sebaiknya diambil.

Apa Itu Structured Data dan Mengapa Penting?

Structured data adalah format standar (biasanya dalam JSON-LD) yang digunakan untuk memberi konteks tambahan pada konten website. Dengan markup ini, mesin pencari dapat memahami isi halaman dengan lebih baik.

Contoh:

  • Website resep bisa menambahkan structured data Recipe sehingga muncul rich result berupa rating, waktu masak, dan bahan.
  • Situs berita bisa menambahkan Article markup agar lebih jelas di Google News.
  • Ecommerce dapat menggunakan Product schema agar harga, stok, dan ulasan muncul langsung di SERP.

Structured data sangat penting karena:

  1. Meningkatkan visibilitas di hasil pencarian.
  2. Memberi pengalaman pengguna lebih baik dengan rich snippets.
  3. Membantu Google memahami konten dan mengaitkannya dengan entitas yang relevan.

Structured Data yang Dihapus Google dari Search Console

Mulai 9 September 2025, Google menghapus laporan untuk enam jenis structured data berikut:

  1. Course Info (Informasi Kursus)
    Digunakan oleh penyedia kursus online untuk menampilkan detail kursus, penyelenggara, serta durasi.
  2. Claim Review (Tinjauan Klaim)
    Biasa dipakai media untuk menandai konten fact-checking (pemeriksaan fakta).
  3. Estimated Salary (Perkiraan Gaji)
    Dipakai situs lowongan kerja untuk menampilkan perkiraan gaji di hasil pencarian.
  4. Learning Video (Video Pembelajaran)
    Digunakan oleh situs edukasi untuk menandai video instruksional atau tutorial.
  5. Special Announcement (Pengumuman Khusus)
    Populer saat pandemi COVID-19, banyak dipakai institusi pemerintah/pendidikan.
  6. Vehicle Listing (Daftar Kendaraan)
    Digunakan dealer mobil/motor untuk menampilkan listing kendaraan.

Sementara itu, Book Actions yang juga sempat didepresiasi masih didukung sementara dan tidak termasuk dalam penghapusan kali ini.

Timeline Perubahan

Google tidak serta-merta mematikan semuanya sekaligus. Ada beberapa tahapan yang perlu dicermati:

  • 9 September 2025 → Laporan di UI Search Console untuk 6 jenis data ini hilang.
  • 1 Oktober 2025 → Dalam Bulk Data Export, field terkait mulai mengembalikan nilai NULL.
  • Desember 2025API Search Console berhenti menyajikan data structured data tersebut.

Artinya, praktisi SEO yang menggunakan laporan otomatis, dashboard (misalnya di Data Studio/Looker), atau integrasi API harus menyesuaikan sistem mereka sebelum Desember agar tidak error.

Alasan Google Menghentikan Laporan Structured Data Ini

Menurut Google, ada beberapa alasan di balik keputusan ini:

  1. Simplifikasi Sistem
    Terlalu banyak tipe structured data justru membuat Search Console terlihat kompleks. Menghapus yang jarang dipakai akan menyederhanakan tampilan.
  2. Nilai Rendah bagi Pengguna
    Google menilai tipe data ini tidak memberikan dampak besar pada pengalaman pencarian. Misalnya, Special Announcement relevan saat pandemi, tetapi kini jarang digunakan.
  3. Efisiensi Internal
    Dengan mengurangi pelaporan, Google dapat mengalokasikan sumber daya ke structured data yang lebih banyak digunakan seperti Product, FAQ, HowTo, Article, Event, dan LocalBusiness.

Apakah Ini Berpengaruh pada SEO?

Pertanyaan besar dari banyak praktisi SEO: Apakah perubahan ini memengaruhi peringkat website?

Jawabannya: tidak.

  • Google menegaskan bahwa perubahan hanya terjadi pada pelaporan di Search Console.
  • Structured data yang dihapus dari laporan tetap bisa dipasang di website, hanya saja tidak lagi memiliki dukungan laporan khusus.
  • Ranking website tidak akan turun hanya karena structured data ini tidak dilaporkan lagi.

Namun, tentu saja jika markup tersebut tidak lagi dimanfaatkan Google untuk rich results, maka potensi CTR (Click-Through Rate) bisa berkurang.

Dampak Praktis bagi Webmaster & SEO

Berikut beberapa skenario yang mungkin terjadi:

  1. Website Pendidikan → yang menggunakan Course Info atau Learning Video tidak lagi bisa melihat laporan rich result khusus di GSC.
  2. Media Fact-Checking → kehilangan laporan Claim Review, meskipun markup masih bisa dipakai.
  3. Job PortalEstimated Salary tidak lagi didukung, sehingga listing lowongan kerja tampil biasa.
  4. Dealer Kendaraan → laporan Vehicle Listing hilang, sehingga data mobil/motor tidak tampil kaya di SERP.

Untuk situs-situs tersebut, dampaknya lebih pada hilangnya data monitoring, bukan penalti SEO.

Langkah-Langkah yang Harus Dilakukan

Agar transisi berjalan mulus, berikut langkah yang sebaiknya dilakukan:

1. Audit Structured Data di Website

Gunakan Rich Results Test atau Schema.org validator untuk memeriksa markup yang masih digunakan.

2. Update Dashboard & Query API

  • Jika menggunakan Google Looker Studio atau dashboard custom, segera sesuaikan query agar tidak error saat field berubah menjadi NULL.
  • Pastikan sistem siap sebelum Oktober 2025.

3. Fokus pada Schema yang Masih Didukung

Alihkan fokus ke markup yang masih relevan:

  • Product (untuk ecommerce)
  • FAQ & HowTo (untuk konten edukasi)
  • Article (untuk publisher berita/blog)
  • Event (untuk penyelenggara acara)
  • LocalBusiness (untuk bisnis lokal)

4. Jangan Panik Hapus Markup

Tidak ada kewajiban untuk menghapus schema lama. Namun, jika ingin merapikan kode atau meningkatkan kecepatan halaman, Anda bisa mempertimbangkan pembersihan.

Strategi SEO Pasca Penghapusan Structured Data Ini

Keputusan Google ini sebaiknya dipandang sebagai peluang untuk memperkuat strategi SEO:

  1. Optimalkan Schema yang Bernilai Tinggi
    Pastikan markup seperti Product, FAQ, Article, Event benar-benar terimplementasi dengan rapi.
  2. Eksperimen dengan Entity SEO
    Structured data adalah bagian dari entity SEO. Dengan memanfaatkan schema yang masih didukung, Anda bisa membantu Google memahami hubungan antar entitas di situs Anda.
  3. Analisis CTR
    Lacak apakah ada perubahan CTR setelah laporan dihapus. Mungkin beberapa jenis rich result tidak lagi muncul di SERP.
  4. Integrasi AI & GEO (Generative Engine Optimization)
    Dengan hadirnya AI Overviews dan Search Generative Experience (SGE), structured data tetap penting sebagai sinyal ke Google untuk memahami konten.

Penghapusan laporan Search Console untuk enam jenis structured data bukanlah akhir dunia bagi SEO. Langkah ini lebih bersifat administratif dan bertujuan menyederhanakan sistem.

Hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • UI Search Console → mulai 9 September 2025, laporan hilang.
  • Bulk Data Export → mulai 1 Oktober 2025, field terkait mengembalikan NULL.
  • API Search Console → data berhenti total pada Desember 2025.

Tidak ada dampak langsung pada ranking, tetapi webmaster perlu menyesuaikan sistem pelaporan dan memfokuskan diri pada schema yang masih aktif.

Pada akhirnya, structured data tetap menjadi elemen penting dalam SEO modern. Dengan strategi yang tepat, meski beberapa jenis markup hilang dari laporan, kita masih bisa memanfaatkan schema lain untuk meningkatkan visibilitas di Google Search.